Serangan Israel terhadap warga Palestina terus berlanjut, menyebabkan banyak korban jiwa dan kehancuran.
Presiden AS Donald Trump meminta Yordania dan Mesir untuk menerima lebih banyak pengungsi Palestina yang melarikan diri dari konflik di Gaza. Trump bahkan sempat menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang diharapkan dapat membantu menampung pengungsi. “Bisa jadi sementara atau jangka panjang,” kata Trump saat ditanya tentang sifat dari usulannya tersebut.
Trump juga mengaku telah berbicara dengan Raja Abdullah dari Yordania, meminta agar Yordania mengambil langkah konkret dalam menangani situasi ini. “Saya berkata kepada Raja Abdullah bahwa saya ingin dia mengambil tindakan lebih. Saya melihat kondisi di Gaza benar-benar berantakan,” ungkap Trump, seperti dikutip dari Reuters. Tak hanya itu, Trump berencana melakukan percakapan serupa dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi.
Menurut Trump, kondisi Gaza saat ini sangat memprihatinkan. Banyak bangunan hancur, sementara warga sipil menghadapi kesulitan yang luar biasa. Ia menambahkan bahwa beberapa negara Arab juga seharusnya berperan aktif dalam menyediakan tempat tinggal yang aman bagi pengungsi Gaza.
Pemerintah AS mendapat kritik tajam atas posisinya yang terus mendukung Israel, sekutu dekatnya, dalam konflik ini. Washington berpendapat bahwa tindakan Israel merupakan bentuk pertahanan diri terhadap kelompok militan yang didukung Iran, seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.
Trump bahkan pernah mengungkapkan harapannya agar 2 juta warga Palestina dapat dipindahkan ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Ia menilai langkah ini diperlukan untuk membantu membangun kembali Gaza yang telah hancur akibat konflik berkepanjangan.
Situasi ini memicu reaksi internasional, dengan banyak pihak menyerukan solusi yang lebih adil dan mendesak agar kekerasan segera dihentikan. Namun, usulan Trump menambah dimensi baru dalam diskusi tentang tanggung jawab global terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.